Sabtu, 19 Februari 2022

Bekal Jenny #000: Intro

Niat awal Bapak membuat Blog ini sebenarnya untuk bekal Jenny nanti tapi malah jadi review yang aneh-aneh. Februari 2022 Bapak sudah selesai membaca mendengarkan audio book-nya JL Collins berjudul The Simple Path to Wealth. Sebelumnya Bapak hanya mendengarkan interview dengan beliau sebagai narasumber, dan akhirnya Bapak bisa menemukan audio book-nya.

Buku tersebut isinya sama dengan niat Bapak membuat blog ini, yaitu untuk bekal anak perempuannya Jessica.

Bapak yakin di dunia yang fast-paced / bergerak sangat cepat ini banyak sekali noise atau hal-hal yang tidak penting kita terima dengan mudah. Sebagai contoh saat Bapak mau belajar tentang asuransi, dengan mudahnya Bapak menemukan iklan asuransi di Instagram, Youtube, bahkan membuka kanal berita via Google pun yang keluar iklan produk-produk asuransi.

Eh, ngomong-ngomong terkait asuransi, Bapak ada cerita. Nanti ya.

Menyambung dunia yang fast-paced, walaupun Bapak juga keblinger awalnya, tapi Bapak akan buatkan blog ini untuk bekal Jenny. Dengan adanya Blog ini, Bapak harap kamu bisa mengatur keuangan dan kehidupanmu lebih mudah dibanding Bapak dan Ibuk waktu muda.

Share:

Selasa, 28 September 2021

Memulai Good & Healthy Habit yang Continuous

Shout out untuk podcast Thirty Days of Lunch bersama Yasa Singgih!

Saya suka sekali mendengarkan berbagai macam podcast untuk menemani 15-20 menit perjalanan saya dari rumah ke kantor, atau sebaliknya. Jujur mengenal Thirty Days of Lunch juga sudah agak lama, tapi tidak sering mendengarkan karena (seperti kata Pandji Pragiwaksono) saya pilih-pilih episode yang menurut saya menarik untuk didengarkan.

Kebetulan pada Season 2 episode #34 judulnya sangat click bait untuk saya yang ingin juga merasakan berat badan zaman SMA lagi di kisaran 72-77 kg. Jujur saya akui, untuk berat badan saat ini memberikan efek ke nafas yang lebih berat, terlebih saya sudah pernah mengidap Covid-19 varian Delta (lihat tulisan saya tentang saya tidak takut Covid-19).

Dari podcast episode tersebut, ada bahasan seperti ini:

Tujuan kamu (red: Yasa Singgih) nurunin berat badan 17 kg, kalo udah berhasil terus mau ngapain?

Wah iya.. Anjir bener banget. Biasanya kita begitu kan? Diet.. diet.. kalau udah success, self-reward nya makan-makan, rakus, trus kembalilah ke berat badan semula. Semua orang berpikir bahwa Goals adalah intinya, padahal kalau mau point-of-view yang lebih baik justru progress-nya yang menjadi sorotan utama. Contoh simpelnya: orang kaya. Semua orang ketika lihat orang kaya pasti berdecak kagum. Tapi dibalik kesuksesan mereka pasti ada perjalanan naik-turunnya yang lebih penting, kan?

***

Jadi saya mempunyai ide untuk membuat sebuah blog-gram (akun instagram untuk blogging) yang akan update perjalanan dan progress saya dalam menuju berat badan ideal saya kembali. "Intinya adalah progress-nya, kan?"

Kemudian saya melakukan research dulu dan buat spreadsheet serta pilot-nya. Sebelumnya, saat SMA saya pernah sukses beberapa bulan mengikuti OCD (Obsessive Corbuzier Diet) beserta O7W-nya, sebenarnya OCD = Intermittent Fasting sih, yang intinya mengurangi kalori. Maka dari itu akan saya terapkan lagi dengan pembagian jendela makan per kuartal, yang berarti saya harus mempersempit jendela makan per 3 bulan sekali.

Kondisi saya saat ini overweight, mendekati obese


Jika berdasarkan hitungan ideal, seharusnya BB saya ada di kisaran 70-73 kg


Target saya bisa tercapai BB pada range 69-72 kgs

Untuk blog-gram, saya siapkan akun instagram baru, karena sebelumnya saya tidak menggunakan IG sebagaimana mestinya media sosial. Akun baru tersebut akan digunakan untuk sharing progress OCD saya setiap hari. Hanya akan ada maksimal 365 post di akun tersebut yang berarti saya sudah menjalani diet selama setahun.

Wish me luck! Semoga dengan pilot saya jadi semangat membuat bloggram progress diet saya!

Share:

Sabtu, 18 September 2021

Ini Cara Saya Tidak Takut Covid-19 Apalagi Mati!

Tahun 2021 menjadi awal perubahan finansial keluarga saya. Mengalami hidup dan bekerja yang begini-begini saja, saya takut tidak bisa melanjutkan hidup dengan normal. Ditambah kondisi Indonesia yang selalu dibilang akan / sudah kolaps oleh media.

Kebetulan kondisi tempat saya bekerja tidak terlalu terdampak pada tahun 2020. Tapi seiring berjalannya 2021, mulai dari PSBB hingga PPKM yang berkelanjutan membuat daya beli masyarakat juga menurun, ya mau tidak mau perusahaan tempat saya bekerja mulai merasakannya di bulan Mei 2021.


Roadmap finansial keluarga saya slowly but sure sajalah, daripada tidak. Saya sudah buat Google Sheet untuk pantau perkembangan aset saya, lalu ada blog ini sebagai bekal finansial untuk anak saya kelak.

Juli 2021, Puji Tuhan saya sudah lengkap vaksin ke-2 Sinovac. Istri saya melakukan vaksin ke-2 Sinovac di awal Agustus 2021. Tetapi walaupun saya sudah lengkap vaksin, tetap saja saya drop setelahnya dan ternyata hasil swab antigen dan PCR saya positif (meski dengan nilai CT 23,10 dari minimal 40). Satu minggu di sarankan untuk isolasi mandiri, dan cukup 7 hari saja setelah saya dinyatakan terpapar, saya sudah sembuh (yaa dengan sedikit efek long covid yang tersisa).

Bulan Juli 2021 kita se-Indonesia merasakan parahnya Covid-19 varian Delta. Saking parahnya varian tersebut, sempat setengah karyawan di tempat saya bekerja perlu isolasi mandiri dan penanganan khusus. Paling parah adalah tiap seminggu sekali ada berita duka, entah dari tempat bekerja, kerabat, dsb. Kematian orang-orang tersebut membuat saya takut jika sewaktu-waktu meninggalkan keluarga kecil saya saat itu. Terlebih mengetahui ada kerabat yang meninggal dan memiliki anak masih bayi, kasihan istrinya masih perlu merawat anak dan mencari nafkah.

Berdasarkan ketakutan tersebut, saya memikirkan bagaimana saya bisa meninggalkan sesuatu ketika saya meninggal dan bisa memberikan nafas beberapa tahun untuk keluarga kecil saya. Bukan dari hasil investasi, karena investasi di mata saya perlu long term untuk mencapai nominal yang diinginkan.

ASURANSI JIWA JAWABANNYA!

***

Sebelum membeli produk asuransi, saya sarankan untuk pelajari dulu basic pengetahuan tentang asuransi ya! Karena mindset memiliki produk asuransi harus benar dulu. Asuransi bukanlah investasi, tetapi merupakan proteksi.

Kalau cara bodoh saya berpikir ya.. Saya menabung uang receh untuk warisan saya kelak. Kok bisa menabung untuk warisan? Karena saya pilih produk dengan uang pertanggungan lebih besar daripada total premi yang saya bayarkan nantinya.

Jadi saya beli asuransi via aplikasi insuretech Qoala.id karena saya millenials dan menurut saya tidak terlalu butuh bantuan agen. Toh dari Qoala sudah menyediakan tim advisor dalam mendampingi kita memilih asuransi. Tugas advisor ini semacam RM (Relation Manager) kalau di fintech.

Selebihnya cek postingan saya terkait review Qoala.id ya!

Nah, bisa dilihat disamping adalah transaksi saya membeli produk asuransi jiwa dari Simas Jiwa dengan uang pertanggungan 1 Miliar (plan O). Berapa premi yang saya bayar untuk UP 1 Miliar? Hanya 1,7 juta untuk setahun. FUN FACT: karena insuretech tidak memakai agen, biasanya mereka memberikan promo / diskon. Karena saya baru pertama kali membeli, saat itu saya hanya bayar 1,1 juta kalau tidak salah ingat.

Bisa di cek asuransi online lainnya, pasti ada promo / diskon menarik. Contoh: Lifepal, Astra Life, FWD, dsb

Eh iya, kebetulan PT Asuransi Simas Jiwa ini termasuk salah satu dari 20 perusahaan asuransi terkuat di Indonesia loh! Jadi saya juga merasa lebih aman, tidak seperti di asuransi BUMN yang sedang tersandung kasus itu.

***

Mungkin ada pertanyaan:

Lah? Rugi dong kalau tiap tahun bayar 1,7 juta tapi tidak bisa menikmati uang 1 Milyar nya?

Mohon maaf nih ya ðŸ˜…, ya kalau mau 1 Milyar cair, artinya saya meninggal dong? Hehe. Kalau ada pertanyaan seperti itu, kembali lagi ke mindset-nya yang perlu benar dulu sebelum memiliki produk asuransi. Inti dari memiliki asuransi kan untuk proteksi. Betul atau betul?

Saya kan ingin jiwa saya diproteksi: jika saya meninggal, saya bisa memberi anak-istri saya uang saku untuk menjalani hidup tanpa saya. Sedangkan pertanyaan diatas, posisinya ingin menikmati uang 1 Milyar tanpa meninggal lebih dulu. Kalau saya bisa kagebunshin, mungkin bisa ya. Hehe.

Lalu kalau bayar preminya per 1 tahun, nantinya tiap tahun akan selalu bayar sampai meninggal?

Planning saya sih cukup sampai anak saya masuk kuliah ya. Jadi tidak perlu sampai saya meninggal, menurut saya sih pemborosan. Lagipula nilai 1 M di 10-15 tahun lagi juga tidak akan bulat sama dengan 1 M seperti saat ini.

Kenapa begitu? Apa pertimbangannya?

Pertimbangannya: ketika anak saya sudah masuk kuliah paling tidak 4-5 tahun menyelesaikan studinya. Harapan saya, untuk dana pendidikan anak sudah cover dari hasil investasi saya sejak saat ini. Jadi jika saya meninggal saat anak saya baru saja masuk kuliah, uang tersebut pure untuk biaya bertahan hidup anak dan istri saya.

Kalkulasi saya, dengan angka pengeluaran per bulan saat ini, uang pertanggungan 1 Milyar tersebut bisa memberi nafas keluarga saya untuk bertahan hidup kurang lebih selama 15 tahun ke depan, setelah saya meninggal.

Dan lagi, anak saya tentunya setelah lulus kuliah akan bekerja dengan harapan tidak perlu membebani istri saya setelah bekerja kan? Jika dengan skenario ini, tentunya pengeluaran bulanan menjadi lebih kecil dan bisa memperpanjang nafas lagi. Yah, hitungan kasar saya bisa buat 23 tahun istri "bernafas."

Apakah menguntungkan dengan spend uang segitu banyak?

Sudah pernah saya konsultasikan ke Ibu Menteri Keuangan Rumah Tangga. Cara hitungnya bodoh saja. Coba ditotal biaya yang perlu dikeluarkan untuk premi, lalu selisihnya dari uang pertanggungan berapa?

Dengan saya memilih SIJI Guard 1 Plan O, saya masih dapat 96,3% dari total uang pertanggungan tersebut. Very very worth it kan untuk proteksi saya sampai umur segitu?

***

Jadi bagaimana? Sudah mempertimbangkan memiliki asuransi untuk keluarga anda?

Share:

Minggu, 01 Agustus 2021

20 Perusahaan Asuransi di Indonesia Terkuat pada Tahun 2021

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh OJK di kuartal 1 tahun 2021, terdapat total 52 Perusahaan Asuransi yang diawasi oleh Badan Otoritas Jasa dan Keuangan di Indonesia ini. OJK juga dengan jelas membuat peraturan untuk perusahaan asuransi terkait kesehatan keuangan yang perlu dipenuhi. Tertera pada Nomor 071/POJK.05/2016 Bab II - bagian Kedua - ayat satu dan tiga, bahwa:

  1. Perusahaan setiap saat wajib memenuhi Tingkat Solvabilitas paling rendah 100% (seratus persen) dari MMBR.
  2. Target Tingkat Solvabilitas internal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan paling rendah 120% (seratus dua puluh persen) dari MMBR dengan memperhitungkan profil risiko setiap Perusahaan serta mempertimbangkan hasil simulasi skenario perubahan (stress test).

Dikutip dari CNN Indonesia, Solvabilitas atau juga dikenal dengan RBC (Risk Based Capital) merupakan rasio yang seringkali menjadi acuan atau indikator kesehatan keuangan perusahaan asuransi. RBC juga bisa menjadi patokan kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang.

Contoh: Perusahaan Asuransi dengan RBC 250% akan dengan mudah membayar hutangnya dan masih menyisakan RBC 150% jika semua hutang dibayar hari itu juga. Hal ini tidak hanya berlaku untuk utang perusahaan, tetapi juga bisa untuk klaim. Jika suatu saat semua nasabah ingin tutup polis, maka perusahaan asuransi dengan RBC tinggi tentu tidak akan mengalami efek yang besar.

Karena saya butuh asuransi di tahun ini, saya surfing beberapa 52 website perusahaan asuransi yang tercatat di OJK berdasarkan file ini. Berikut 20 perusahaan dengan RBC / solvabilitas tertinggi menurut riset saya:

  1. PT Hanwha Life Insurance Indonesia: 7.630,37 persen
  2. PT China Life Insurance Indonesia: 2.904 persen
  3. PT Chubb Life Insurance Indonesia: 2.566,52 persen
  4. PT PFI Mega Life Insurance: 2.009 persen
  5. PT Panin Dai-ichi Life: 1.690 persen
  6. PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk: 1.406,09 persen
  7. PT FWD Insurance Indonesia (sebelumnya PT Commonwealth Life): 1.103 persen
  8. PT Asuransi Simas Jiwa: 1.064,44 persen
  9. PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia: 953 persen
  10. PT Central Asia Financial (JAGADIRI): 949,5 persen
  11. PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia: 891 persen
  12. PT Victoria Alife Indonesia: 834 persen
  13. PT Asuransi Jiwa Starinvestama (sebelumnya PT Asuransi Jiwa Recapital): 744,75 persen
  14. PT Great Eastern Life Indonesia: 729,64 persen
  15. PT BNI Life Insurance: 714,67 persen
  16. PT Asuransi Jiwa Sequis Life: 587 persen
  17. PT Zurich Topas Life: 585 persen
  18. PT AIA Financial: 580 persen
  19. PT Prudential Life Assurance: 572 persen
  20. PT Asuransi Jiwa Sequis Financial: 567 persen

Kalau saya bandingkan dengan riset Lifepal yang ditulis oleh CNN pada tahun 2020, hanya 11 Perusahaan Asuransi terkuat di tahun 2020 yang masih masuk dalam daftar di tahun 2021 dengan Hanwha Life Insurance Indonesia tetap berada di posisi nomor 1 baik tahun lalu maupun tahun ini.

Niatnya bikin Infographic isi 20 Perusahaan, tapi udah mentok 15 doang. Hehe.

Ada kah perusahaan asuransi anda dalam daftar ini? Kalau tidak ada, jangan takut dulu pastikan lagi di tulisan lanjutan saya. Karena tulisan ini hanya membatasi 20 perusahaan asuransi dengan tingkat solvabilitas tertinggi saja, bukan berarti perusahaan asuransi yang tidak masuk dalam daftar ini berbahaya dan perlu diwaspadai.

Share:

Senin, 21 Juni 2021

Aksi Korporasi Indofood CBP yang bikin Deg-Degan

Pinehill Corpora Ltd.

Sebagai orang yang mencintai mie instan dan pernah memiliki cita-cita bekerja di salah satu perusahaan yang berada dalam naungan Salim Group, saya mengamati beberapa aksi korporasi dari perusahaan dengan ticker ICBP ini.

Harga saham Indofood CBP sempat beberapa kali naik-turun dikarenakan aksi korporasinya yang cukup mengherankan untuk perusahaan sekelas blue chip. Contohnya, pada Maret 2019 banyak news yang membahas Indofood melakukan buy back 25,66% perusahaan PT Indofood Agri Resources Ltd (IFAR) yang listing di Singapore dengan harga yang lumayan premium, padahal kontribusi pendapatan IFAR terbilang rendah.

PALING TERBARU DAN PALING BIKIN GELENG-GELENG:

1. Pada Februari 2020, media memberitakan bahwa Indofood punya rencana untuk akuisisi Pinehill. Beberapa orang menganggapnya positif, tetapi market merespon berita ini secara negatif, karena dirasa tidak ada urgensi untuk akuisisi di awal-awal masa pandemi.

2. Lalu, berita-berita inilah yang menemani investor INDF dan ICBP selama masa pandemi. Sampai pada akhirnya, Agustus 2020 akuisisi selesai dilakukan. Investor geleng-geleng karena ICBP dinilai melakukan akuisisi dengan harga premium ((( lagi ))), ditambah dengan hutang jumbo ke berbagai bank untuk membantu dalam aksi korporasi ini.

3. Sukses akuisisi di 2020, selanjutnya pada 2021 ICBP menerbitkan global bond untuk membiayai pinjaman atas akuisi Pinehill dengan detail: 10 year (3,398%) + 30 year (4,745%).

Heran gak? Kalau saya sih heran.

***

Jadi begini hal yang membuat saya heran:

  1. Sebuah Blue Chip Company melakukan 2x aksi korporasi pembelian saham perusahaan dengan harga premium. Kalau orang awam: kenapa hal itu harus dilakukan?
  2. Telisik punya telisik, komposisi kepemilikan Pinehill saat ini adalah 51% ICBP dan 49% milik Anthoni Salim. Kembali lagi opini sebagai orang awam: yang punya ICBP dan Pinehill itu sebenarnya sama, kalau tujuannya hanya meningkatkan profit kenapa harus dibeli? Benar kata analis, tidak ada urgensinya.
  3. Akuisisi Pinehill dengan hutang jumbo ke beberapa bank, dibayar dengan global bond (super long term! 10y + 30y).

Kemudian saya mendiskusikan keresahan ini ke Bapak, yang kebetulan dosen ekonomi.

Jadi dalam hal bisnis dan di Indonesia, perusahaan yang melakukan aksi korporasi dengan hutang, terutama hutang sindikasi (hutang jumbo beberapa bank) malah menjadi publisitas karena aksi ini dianggap creditworthy. Biasanya, saham perusahaan nantinya menerima apresiasi.

Kok bisa malah diberi apresiasi? Ya kita perlu menempatkan pemikiran sebagai Bank. Tentunya perusahaan akan mengajukan proposal ke Bank, kemudian tim dari Bank melakukan feasibility studies atas aksi korporasi dalam proposal tersebut. Nah dalam case ini, ICBP menerima sindikasi dari 6 bank: yakni Bank of China (Hong Kong) Ltd, BNP Paribas, Mizuho Bank Ltd cabang Singapura, Natixis cabang Hong Kong, OCBC Ltd, dan Sumitomo Mitsui Banking Corp. cabang Singapura. Tentunya enam Bank ini tertarik dan memberikan respon positif atas aksi korporasi ini, kan? Mikirnya: "Tidak mungkin bank memberikan uang yang tidak akan kembali", benar?

Case ini sering disebut dengan LBO (Leveraged Buy-Out) atau ringkasnya: proses akuisisi perusahaan lain menggunakan sejumlah besar uang pinjaman (hutang) untuk memenuhi biaya perolehan. Nah, kemudian aset perusahaan yang diakuisisi sering digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman, bersama dengan aset perusahaan yang mengakuisisi. Jika berdasarkan 7 kriteria (dari website wartaekonomi.co.id) perusahaan ICBP-Pinehill sah-sah saja melakukan skema LBO dikarenakan sudah memenuhi 5 dari 7 kriteria yang dituliskan, yaitu:

  1. Perusahaan memiliki bisnis dengan arus kas yang stabil dan kuat. ☑️
  2. Perusahaan dengan tingkat hutang rendah.
  3. Bisnis non-siklus. ☑️
  4. Perusahaan dengan parit ekonomi besar. ☑️
  5. Perusahaan dengan tim manajemen yang baik. ☑️
  6. Perusahaan dengan basis aset besar yang dapat digunakan untuk jaminan. ☑️
  7. Perusahaan yang hampir bangkrut di industri yang baik.
Masih menurut Bapak, pembelian Pinehill bisa disebut sebagai strategi dalam pertumbuhan anorganik. Salah satu keuntungan pertumbuhan anorganik adalah ekspansi secara cepat. Pada case ICBP-Pinehill sebaliknya jika pertumbuhan organik, ICBP perlu mendirikan perusahaan disana dari nol, membangun jaringan di timur-tengah dari awal, dsb.

Jadi, setelah dijelaskan oleh Bapak. Saya kembali yakin, sebenarnya aksi korporasi ICBP ini sangat bagus. Cuma, premium price yang dibayarkan agak nyeleneh untuk saya.
Share:

Rabu, 09 Juni 2021

Mengulik 2 Robot Trading sang Pencari Cuan Pasti

Setiap orang tentunya selalu mencari cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Begitupun dengan saya di masa-masa IHSG sideways juga dibuat bingung dan bertanya-tanya, apakah ada lagi cara untuk mendapatkan cuan?

Kebetulan saya masuk dalam grup telegram alumni saya yang membahas trading, dan ada salah satu alumnus yang menawarkan robot forex NET 89. Cukup pricey bagi saya, karena minimal deposit IDR 9 juta. Kemudian saya mencari alternatif lain dan kebetulan Ko Adrian membahasnya dalam blog miliknya, check the post!


Dalam ulasan di blog, menurut saya Auto Trade Gold 4.0 paling menjanjikan dan masuk akal plus tidak terlalu pricey karena dengan IDR 3,5 juta juga bisa memiliki robot Tier 1. Ketika anda melakukan pencarian di Google dengan kata kunci Auto Trading Gold / Auto Trade Gold / ATG 4.0 akan banyak sekali website dengan nama yang mirip-mirip. Hasil pencarian juga menampilkan lokasi kantornya di ruko Jl. Tomang Raya, Jakarta Barat. Sounds legit right? Kemudian saya memilih 3 website ATG dan menanyakannya via Whatsapp dan mereka semua mengirimkan hasil scan bukti legalitas perusahaan "yang memiliki" robot trading auto trade gold. Saya re-check juga di website resmi milik pemerintah memang verified dan saya hampir nyemplung sembari menunggu THR saya cair.

Kasus Babi Ngepet di Depok juga semakin membuat marketing robot forex ini meramaikan kisah viral yang melanda Negara +62. "Babi ngepet virtual," "Tuyul virtual," dsb.

***

Kisah viral itu membuat saya ingin berpikir lebih rasional perihal tuyul virtual yang hendak saya beri uang untuk bekerja ini. Lalu saya melakukan beberapa pencarian, sebelum OJK memasukkan dua robot ini menjadi investasi ilegal dan pada akhirnya saya tidak memasukkan sepeserpun.

Kebetulan ada Twitter's Thread, akan saya rangkum dan masukkan ke tulisan ini untuk analisa NET 89 / SmartX bot / Smart X Net 89.

NET 89

Robot ini dikenal dengan banyak nama: Robot Trading Net 89, Robot Trading SmartXbot, Robot Trading Smart X Net89 dan bisnis sudah mulai bergerilya sejak 2017 dengan cara menjual "e-book" yang mendapatkan bonus Si Robot ini.

Varian harga e-book mempengaruhi sistem bagi hasil sang robot. Semakin mahal, akan semakin banyak cuan yang dibagikan bisa dilihat di gambar bawah ini ya:

Menggiurkan sekali ya? Pastinya. Namanya juga... Ya begitu lah.

Net 89 menggunakan broker tertentu (seperti yang terlihat diatas) dengan target hasil trading 1% per hari, "Wah gilak! 30% dong sebulan??" Tidak, semua marketing mengatakan average hanya 10% sebulan (which is 120% APY!!!). Dengan profit sebesar ini, boleh dibilang mengalahkan hampir semua trader profesional dunia. Lalu pertanyaannya kenapa repot-repot mencari nasabah receh?

Berdasarkan thread yang dibahas oleh Desmond di Twitter, robot ini terkesan too good to be true, karena memiliki win rate 81% dengan loss beruntun hanya 3 kali (sehabis rugi, langsung profit lagi). Sedangkan di real trading menggunakan bot, statistik seperti robot NET 89 sangat jarang ditemukan.

Menurut Desmond, robot forex seharusnya bisa dipakai di broker mana saja, tetapi tidak dengan Net 89.

Kejanggalan yang ditemukan Desmond saat mengulik akun milik temannya:

  1. Pembukaan posisi, selalu di harga Open. Bayangkan bertahun-tahun berapa ribu transaksi yang sudah terjadi dan semua terjadi di harga Open. Kebetulan atau rekayasa? Pikir sendiri.
  2. Waktu dan Harga tidak sesuai. Transaksi yg sama dilihat pakai MetaTrader versi desktop. Terlihat waktu transaksi sampai ke detiknya. Kelihatan kan waktu transaksi tidak pas di awal menit. Tapi ajaibnya bisa selalu di harga Open.
  3. Harga dan candle tidak sesuai. Lihat transaksi buy, seharusnya dapat harga Ask. Grafik forex selalu digambar pakai harga Bid. Berarti harga Ask mestinya di atasnya karena ada beda spread. Tetapi tetap saja dapatnya harga Open yg merupakan harga Bid
  4. Pembukaan posisi trading delay. Untuk mengecek, Desmond memakai aplikasi untuk capture screen setiap menit. Kemudian saya cocokkan waktu pembukaan posisi yang tercantum di Trade History dengan kemunculan riilnya di MetaTrader. Sebagai contoh, silakan lihat gambar:
            

Kesimpulannya, Apakah Net 89 penipu? Jika robot ini real terlalu banyak kejanggalan yang ditemukan tetapi jika tidak real dari mana profit yang dibayarkan? Skema Ponzi? Money Game? Jika memang benar hanya modus modern digabung dengan MLM, lalu kapan habisnya kisah NET 89 ? Selama bisa merekrut anggota baru, modus seperti ini akan tetap berjalan terus.

Bolehkah ikut join? Robot ini 101% spekulasi, mau tidak ikut ya monggo, mau ikut ya silahkan. Asal...... Tidak menggunakan uang dapur!


Auto Trade Gold 4.0

Nah untuk ATG, kebetulan saya mengulik sendiri dikarenakan sempat tertarik dan tinggal menunggu THR untuk dimasukkan ke robot ini. Saya menulis investigasi ini secara privat di grup bersama teman-teman saya pada 21 Mei 2021 (seminggu setelah Lebaran 2021). Berikut investigasi ringkas saya terhadap ATG 4.0 :


Auto Trade Gold 4.0 adalah produk yang diperdagangkan oleh PT SDI sekarang menjadi PT SDFI dan mereka sudah memiliki legalitas di Indonesia sebagai perusahaan dari Kemenkumham dan Kemendag. Saya menemukannya melalui blog terkait finansial serta youtube yang membahas potensi profit + passive income dengan "menggunakan" robot ini. Apa yang membuat saya tertarik adalah legalitas yang sudah dimiliki, dibandingkan dengan robot lain yang tidak terlalu jelas legalitasnya.

Next, investigasi selanjutnya adalah Sang Robot!

Robot ATG ini hanya bermain di XAU/USD (emas) dan hanya bisa digunakan dengan broker Lego Market LLC. Broker tersebut mencatumkan diri bahwa memiliki base di China, serta menyatakan bahwa sudah memiliki lisensi NFA. Hal tersebut juga sering diucapkan oleh marketingnya. Apa itu NFA? NFA adalah sebuah lisensi yang wajib dimiliki oleh broker.

Oh, oke dong berarti? Legalitas di Indonesia OK, lisensi broker juga OK.

WAIT!

Saya awalnya percaya tanpa re-check, namun... Saya melakukan pengecekan ulang di website milik Lego Market LLC (yang sekarang menjadi Internet Positif). Saya coba cari terkait lisensi NFA yang disampaikan oleh marketingnya dan Ya, ada tertera di bagian bawah, cek link ini sebagai referensi lain. NFA by Saint Vincent and the Grenadines. Apakah badan yang memberi lisensi NFA di Amerika Serikat sama dengan negara badan di kepulauan Karibia ini? Nope. NFA yang tertera adalah lisensi untuk kepemilikan senjata di negara Saint Vincent and the Grenadines (National Firearms Association), ini jelas tertera di website nya!

Dan yap, langsung pada detik saya menemukan kenyataan NFA yang dimiliki abal-abal, saya menarik nafas lega untuk menahan uang saya sebelum jatuh di "robot ngepet" ini.


***


Jadi, inti dari pembahasan ini adalah: sifat manusia yang paling buruk di setiap masa adalah Greed atau Tamak. Kerakusan itu dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh orang lain dan menjerumuskan kita sendiri. Semua orang selalu mencari jalan instan untuk mendapatkan uang.

Tidak ada sukses instan, kecuali pesugihan. Pesugihan pun memiliki syarat / tumbal yang disampaikan di awal. Nah bedanya dengan keputusan finansial, kita sendiri yang perlu mencari syarat / tumbal yang tertera. Analisis secara kritis adalah koentji!

Sekian dulu review 2 robot yang sempat memikat saya, semoga bisa menjadi bahan pertimbangan ya!

Share:

Minggu, 16 Mei 2021

Review: TMRW by UOB (Digital Bank)

 


Ketertarikan saya dengan TMRW tentu sudah melewati banyak pertimbangan. Cek blog milik Ko Adrian Siaril untuk mencari perbandingan dengan digital banking lainnya atau sebagai referensi lain.

Sebenarnya di Indonesia ada beberapa bank digital yang saya pertimbangkan untuk membantu saya memulai perjalanan finansial saya (cek pages!).

Kenalan dengan TMRW by UOB yuk!

TMRW adalah layanan digital banking besutan bank konvensional di Indonesia yaitu UOB. Memang biasanya digital banking adalah cabang dari bank konvensional ya, contoh: Jenius dari BTPN, Digibank dari DBS, PermataMobileX dari Bank Permata, Nyala by OCBC NISP, dan lain sebagainya.

Layanan TMRW yang berbasis mobile ini menjanjikan kemudahan transaksi keuangan secara digital. Aplikasi TMRW dapat diunduh untuk smartphone Android dan iOS. Untuk membuka rekening TMRW, calon nasabah hanya perlu mendaftar secara online via apps!

Apa yang membedakan TMRW dengan bank lainnya?

Di TMRW, semua urusan banking bisa kamu lakukan cukup dari mobile app smartphone. Makin sering kamu pakai TMRW, kami juga makin ngerti urusan keuanganmu. Dengan begitu, kami bisa kasih kamu Smart Insights berupa informasi, pengingat, dan tips untuk mengatur keuanganmu dengan lebih baik. Dan kamu juga bakal dapat pengalaman nabung yang lebih seru di City of TMRW.

Apa itu City of TMRW?

City of TMRW adalah game savings interaktif. Semakin banyak kamu nabung, semakin berkembang City of TMRW kamu!


Pada apps milik kita, akan terdapat 2 tipe tabungan, satu milik Everyday Account dan lainnya adalah City of TMRW. Sejatinya, City of TMRW adalah flexible savings / semacam deposito yang dikemas dalam bentuk game membangun sebuah kota. Kamu bisa pilih mau nabung Rp 20.000, Rp 50.000, Rp 100.000 atau jumlah lain yang kamu mau hingga Rp 50.000.000 sekali dalam sehari. Kamu bisa transfer dana dari TMRW Everyday Account ke TMRW Saving Account-mu via City of TMRW.

***

Saya pribadi menggunakan ini hanya untuk savings dan keperluan dana darurat saja. Pertimbangannya:

  1. Cabang sedikit, tetapi dibantu fitur digital banking yang canggih
  2. Tidak banyak ATM UOB, tetapi ada jatah kalau tidak salah: free 15x transfer & 15x tarik tunai (dengan minimal saldo Rp 1.000.000,-)
  3. Bank Buku III yang notabene memiliki rates lebih tinggi (0,5% di everyday account dan 4% di City of TMRW)
  4. Bebas biaya bulanan dan lain-lain!


FAQ

  • Kok tidak Jenius saja?

    Saya pernah pakai Jenius dan menurut saya fiturnya sangat lengkap. Saya memutuskan menonaktifkan rekening tersebut karena Pertama, fiturnya terlalu lengkap dan tidak saya pakai seluruhnya sehingga terkesan mubazir. Kedua, saat itu 2019-2020 ada issue terkait uang hilang / akun yang terkena hack. Influencer kalau tidak salah dan orang awam lainnya di Twitter saat itu ramai diperbincangkan, menurut saya case ini sudah mulai meresahkan. Ketiga, masa "bakar duit" sudah habis, Jenius pun mengumumkan peraturan mengenai feesible. Alasan ketiga memperkuat alasan pertama, bahwa fitur yang terlalu lengkap tersebut dikenai feesible untuk saya mubazir sekali.

  • Kok tidak Nyala by OCBC NISP / Digibank by DBS / PermataMobileX ?

         Permata naik kelas ke Buku IV semenjak dibeli Bangkok Bank. OCBC NISP bersiap naik kelas ke Buku IV. DBS meskipun Buku III tetapi saya tidak terlalu sreg dengan aplikasinya. Aplikasi TMRW paling simpel dan tidak aneh-aneh, dan tujuan saya hanya menggunakan fitur savings saja.

Jadi...?

Apakah kamu tertarik dengan TMRW ? Boleh kok pertimbangkan lagi dengan review pada blog lainnya. Tapi kalau kamu tertarik, bisa kok pakai kode referal saya M01360079994, toh sama-sama untungnya. Sampai akhir Mei 2021 kamu bisa dapat Go-Pay 100.000 rupiah, loh!




Code: Rekomendasi Bank Digital, Rekomendasi Digital Bank, Rekomendasi Digital Banking, Digital Bank Digital dengan Fee murah, Bank Digital Bunga Tinggi, Deposito Bank Digital, Game Bank Digital, City of Tomorrow, City of TMRW, Bank Digital BUKU III, Bank Digital Buku 3, TMRW vs Jenius, TMRW vs Permata, TMRW adalah, TMRW UOB, TMRW Gopay, TMRW promo, TMRW fee, Biaya TMRW

Share: