Senin, 21 Juni 2021

Aksi Korporasi Indofood CBP yang bikin Deg-Degan

Pinehill Corpora Ltd.

Sebagai orang yang mencintai mie instan dan pernah memiliki cita-cita bekerja di salah satu perusahaan yang berada dalam naungan Salim Group, saya mengamati beberapa aksi korporasi dari perusahaan dengan ticker ICBP ini.

Harga saham Indofood CBP sempat beberapa kali naik-turun dikarenakan aksi korporasinya yang cukup mengherankan untuk perusahaan sekelas blue chip. Contohnya, pada Maret 2019 banyak news yang membahas Indofood melakukan buy back 25,66% perusahaan PT Indofood Agri Resources Ltd (IFAR) yang listing di Singapore dengan harga yang lumayan premium, padahal kontribusi pendapatan IFAR terbilang rendah.

PALING TERBARU DAN PALING BIKIN GELENG-GELENG:

1. Pada Februari 2020, media memberitakan bahwa Indofood punya rencana untuk akuisisi Pinehill. Beberapa orang menganggapnya positif, tetapi market merespon berita ini secara negatif, karena dirasa tidak ada urgensi untuk akuisisi di awal-awal masa pandemi.

2. Lalu, berita-berita inilah yang menemani investor INDF dan ICBP selama masa pandemi. Sampai pada akhirnya, Agustus 2020 akuisisi selesai dilakukan. Investor geleng-geleng karena ICBP dinilai melakukan akuisisi dengan harga premium ((( lagi ))), ditambah dengan hutang jumbo ke berbagai bank untuk membantu dalam aksi korporasi ini.

3. Sukses akuisisi di 2020, selanjutnya pada 2021 ICBP menerbitkan global bond untuk membiayai pinjaman atas akuisi Pinehill dengan detail: 10 year (3,398%) + 30 year (4,745%).

Heran gak? Kalau saya sih heran.

***

Jadi begini hal yang membuat saya heran:

  1. Sebuah Blue Chip Company melakukan 2x aksi korporasi pembelian saham perusahaan dengan harga premium. Kalau orang awam: kenapa hal itu harus dilakukan?
  2. Telisik punya telisik, komposisi kepemilikan Pinehill saat ini adalah 51% ICBP dan 49% milik Anthoni Salim. Kembali lagi opini sebagai orang awam: yang punya ICBP dan Pinehill itu sebenarnya sama, kalau tujuannya hanya meningkatkan profit kenapa harus dibeli? Benar kata analis, tidak ada urgensinya.
  3. Akuisisi Pinehill dengan hutang jumbo ke beberapa bank, dibayar dengan global bond (super long term! 10y + 30y).

Kemudian saya mendiskusikan keresahan ini ke Bapak, yang kebetulan dosen ekonomi.

Jadi dalam hal bisnis dan di Indonesia, perusahaan yang melakukan aksi korporasi dengan hutang, terutama hutang sindikasi (hutang jumbo beberapa bank) malah menjadi publisitas karena aksi ini dianggap creditworthy. Biasanya, saham perusahaan nantinya menerima apresiasi.

Kok bisa malah diberi apresiasi? Ya kita perlu menempatkan pemikiran sebagai Bank. Tentunya perusahaan akan mengajukan proposal ke Bank, kemudian tim dari Bank melakukan feasibility studies atas aksi korporasi dalam proposal tersebut. Nah dalam case ini, ICBP menerima sindikasi dari 6 bank: yakni Bank of China (Hong Kong) Ltd, BNP Paribas, Mizuho Bank Ltd cabang Singapura, Natixis cabang Hong Kong, OCBC Ltd, dan Sumitomo Mitsui Banking Corp. cabang Singapura. Tentunya enam Bank ini tertarik dan memberikan respon positif atas aksi korporasi ini, kan? Mikirnya: "Tidak mungkin bank memberikan uang yang tidak akan kembali", benar?

Case ini sering disebut dengan LBO (Leveraged Buy-Out) atau ringkasnya: proses akuisisi perusahaan lain menggunakan sejumlah besar uang pinjaman (hutang) untuk memenuhi biaya perolehan. Nah, kemudian aset perusahaan yang diakuisisi sering digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman, bersama dengan aset perusahaan yang mengakuisisi. Jika berdasarkan 7 kriteria (dari website wartaekonomi.co.id) perusahaan ICBP-Pinehill sah-sah saja melakukan skema LBO dikarenakan sudah memenuhi 5 dari 7 kriteria yang dituliskan, yaitu:

  1. Perusahaan memiliki bisnis dengan arus kas yang stabil dan kuat. ☑️
  2. Perusahaan dengan tingkat hutang rendah.
  3. Bisnis non-siklus. ☑️
  4. Perusahaan dengan parit ekonomi besar. ☑️
  5. Perusahaan dengan tim manajemen yang baik. ☑️
  6. Perusahaan dengan basis aset besar yang dapat digunakan untuk jaminan. ☑️
  7. Perusahaan yang hampir bangkrut di industri yang baik.
Masih menurut Bapak, pembelian Pinehill bisa disebut sebagai strategi dalam pertumbuhan anorganik. Salah satu keuntungan pertumbuhan anorganik adalah ekspansi secara cepat. Pada case ICBP-Pinehill sebaliknya jika pertumbuhan organik, ICBP perlu mendirikan perusahaan disana dari nol, membangun jaringan di timur-tengah dari awal, dsb.

Jadi, setelah dijelaskan oleh Bapak. Saya kembali yakin, sebenarnya aksi korporasi ICBP ini sangat bagus. Cuma, premium price yang dibayarkan agak nyeleneh untuk saya.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar