Minggu, 28 Maret 2021

Efek FOMO di era Sosial Media 2021


Meme Squidward diatas adalah meme yang paling cocok untuk merepresentasikan FOMO (Fear of Missing Out).

Istilah FOMO mungkin sudah sejak orang tua kita, tetapi mulai populer di sosial media akhir-akhir ini. Contohnya: lingkungan perumahan yang toxic, biasanya ada tuh beberapa orang yang FOMO.

Ih si Dewi barusan beli hape sama mobil baru loh pah.. Anaknya minggu depan udah masuk sekolah international juga.. Masa kita engga?
Ya kali kita harus ngikutin semua hal yang dilakukan tetangga kita?

Sama halnya dengan apa yang terjadi di sosial media masa kini. Tahun 2020 adalah tahun pandemi yang membuat beberapa orang terpuruk keuangannya. Nah dari keadaan finansial orang-orang yang terpuruk tersebut, bagi beberapa orang yang tidak terdampak akan dijadikan konten. Biasanya mengenai "Pentingnya Investasi." Ya kan?

Investasi, betul. Tidak ada salahnya investasi. Tapi dengan sosial media, investasi yang kita lihat itu lebih banyak ke trading, cuan, lalu pamerkan di tweets / status / instagram stories. Hal-hal yang saya sebutkan tadi adalah pemicu dari FOMO yang kita (termasuk saya) rasakan.

Saya mulai berinvestasi pada tahun 2019. Di masa itu, mencari akun mengenai edukasi keuangan tidak semudah mencari di tahun 2021 (lebih tepatnya di akhir tahun 2020). Masa ini, akun mengenai edukasi finansial menjamur gila. Influencer investasi banyak sekali. Mulai dari menyarankan saham A sampai Z, crypto to the moon, pamer cuan puluhan juta, dsb. Padahal cuan puluhan juta itu menggunakan modal dalam satuan Milyar, ya itu hanya berapa persen saja. Itu hanya upil-nya.

Saya termasuk salah seorang yang merasakan FOMO. Melihat teman-teman saya sharing / pamer cuan-nya sungguh menggetarkan hati. Kesal rasanya tidak bisa seperti mereka.

~***~

Meskipun banyak akun yang Riya, tapi ada juga yang mengedukasi. Contohnya Pak Doddy dan Kakanda Diskartes. Kedua sosok ini yang selalu mengingatkan saya kembali ketika FOMO merasuk dalam nadi.

Channel Youtube Pak Doddy mengedukasi kita mengenai investasi, tapi awal channel Pak Doddy, dan sekarang saya rasakan berbeda. Untuk beberapa waktu ini, intinya hanya satu: kalau ingin investasi tidak mau pusing ya Reksadana Indeks (titik). Dalam beberapa webinar dimana Pak Doddy sebagai narasumber ya begitu, beliau menyarankan reksadana indeks jika pusing memilih saham apa yang akan cuan esok hari. Jika ada pertanyaan "menurut Bapak, saham A bagaimana?" atau "bagaimana proyeksi IHSG ke depan?" jawabannya simpel dan bikin kesal juga sih: saya tidak tahu. Meskipun begitu, sering sekali anggota baru yang belum tahu tipikal Pak Doddy akan menanyakan hal tersebut berulang-ulang. Bahkan saya sempat join group diskusi beliau di Discord, dan saya left. Ya ya ya, intinya ya itu. Mindset saya sudah mirip dengan Pak Doddy, tapi terkadang memang, tangan saya gatel. Tapi kegatelan itu tidak untuk trading, lebih ke melihat-lihat marketplace P2P lending.

Sedangkan Kakanda Diskartes, beliau adalah finansial planner gratisan saya. Shout out untuk Kakanda. Karena memang saya akui, setelah menemukan akun Kakanda Diskartes, saya lebih melek mengenai finansial. Finansial ya bukan hanya investasi, tetapi semua hal tentang cara mengelola uang milik kita. Sesi favorit saya adalah MonTalk (dibaca: montok). Sesi ini ada di IG Stories beliau, membahas tentang permasalahan keuangan beberapa orang (yang terpilih). Yup, sesi ini membuat saya melek "Ooh, orang kaya aja banyak juga ya yang finansialnya bermasalah." Orang kaya yang saya maksud adalah pengusaha, penghasilan besar, aset banyak yang dibahas case nya oleh Kakanda. Norak sih, tapi ya gapapa sih.

Inti dari akun kakanda yang disampaikan berulang-ulang adalah: Jika finansialmu bermasalah, recheck dulu. Jika ternyata banyak yang bocor ya pilihannya hanya dua. Satu, kurangi pengeluaranmu. Dua, tambah penghasilanmu. Titik. Sering dan pasti begitu jawabannya.

Tapi walaupun diulang-ulang, ya memang benar begitu adanya.

Kakanda Diskartes:
Jika finansialmu bermasalah, recheck dulu. Jika ternyata banyak yang bocor ya pilihannya hanya dua. Satu, kurangi pengeluaranmu. Dua, tambah penghasilanmu.
Pak Doddy:
Kita tidak perlu menerka-nerka makro ekonomi maupun masa depan (baik IHSG ataupun saham A sampai Z), karena memang tidak akan ada yang tahu masa depan seperti apa. Intinya adalah disiplin dalam berinvestasi.

 


Share:

0 komentar:

Posting Komentar