Kamis, 04 Februari 2021

Trend IHSG: Bank Syariah, Trio Baterai, Saham Farmasi

Label baru!


Tahun 2020 adalah tahun ketika pasar modal dilanda Panic Sell akibat Covid-19. Ya memang sih anjlok setelah info mengenai pandemi sangat kencang di bulan Maret 2020 serta diperkuat oleh Laporan Keuangan Q1 rilis. Semua sosial media tebar fear mengenai hati-hati saat berinvestasi, terlebih memilih saham dikala itu IHSG pun jeblok sampai 3900 (Maret 2020). 

Setelah kejadian IHSG jeblok, sebenarnya langsung bottoming. Kenaikan yang terjadi dari yang harapannya V-Shaped recovery, ternyata sideways cukup lama terlebih dahulu. Nah, di masa-masa sideways ini lah orang suntuk dan mulai ada babak baru.

Babak baru disini membawa isu, rumor dan berita-berita yang mengangkat beberapa saham di 2020. Jika dilihat dari chart, November adalah bulan paling hijau sebagai puncak semua berita berkumpul jadi satu. Mulai dari news mengenai vaksin yang sudah mulai banyak hal positifnya, tweet Elon Musk yang mengatakan #Indonesia Great! Kemudian Bapak LBP upyek terus mengusahakan kerjasama RI-Tesla, hingga Erick Thohir mempunyai rencana Mega Merger seluruh Bank Syariah di Indonesia.



Jika dibandingkan, yang menguntungkan ya BRIS. Jelas, karena animo massa yang menggebu-gebu dan percaya bahwa BRIS akan Mega Merger lalu menjadi Bank Syariah terbesar di Indonesia (ya jelas, kan cuma dia saja). Sejak 27 Maret 2020, BRIS naik 1.253%, INAF 188% dan ANTM 421%.

Kebetulan saya tidak mengikuti hype ini, tapi kebetulan saham TINS saya yang nyangkut sejak 2019 ternyata dibawa naik juga oleh isu "Timah merupakan bahan yang tidak kalah penting untuk industri Mobil Listrik" + "Produsen timah terbesar ada di Indonesia". Ya lumayan lah untuk tambah-tambah.

Sedihnya, banyak investor "Angkatan Corona" yang baru tertarik membeli saham setelah semua sosial media dan selebgram-selebtwit penuh semangat memamerkan cuan mereka, beberapa terjebak oleh saham-saham seperti INAF, KAEF, AGRO, dsb. Bahkan di akhir Januari mulai viral akun-akun yang mengaku rugi besar karena membeli saham-saham hype ini saat di pucuk alias nyangkut.

Semua harus mengalami hal seperti itu baru akan mencari tahu yang benar bagaimana. Sekarang saya fokus mengikuti jejak Pak Doddy Prayogo, karena sosial media di Indonesia sekarang terlalu hectic tentang saham.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar